Muaro Jambi - Kejanggalan tender proyek Preservasi Jalan Desa Tanjung Pauh Rp 6 miliar di Muaro Jambi yang dimenangkan CV. Dita Kontraktor kian menguat. Usai melenggang mulus setelah 15 perusahaan mundur misterius, jejak digital CV. Dita Kontraktor di sejumlah proyek lain kini terkuak dan menampilkan pola yang tak biasa.
Perusahaan ini terlacak ikut mendaftar di beberapa tender bernilai miliaran rupiah lainnya di Kabupaten Muaro Jambi. Namun anehnya, partisipasi mereka hanya sebatas 'nongol nama' dan tidak pernah sampai memasukkan dokumen penawaran harga.
Pola 'ikut tapi tak menawar' ini terekam jelas di sejumlah proyek. Salah satunya pada tender Rehab Lapangan Kantor Bupati Muaro Jambi (Lanjutan) senilai Rp 1 miliar. Dalam daftar peserta, CV. Dita Kontraktor tercatat pada urutan kelima, namun perusahaan ini tidak mengajukan penawaran. Proyek ini akhirnya dimenangkan oleh CV. PUTRI ICHA LESTARI.

Hal serupa terjadi pada tender Rehab/Pemeliharaan Jalan Simpang Desa Kedemangan - Batas Kecamatan Marosebo (Lanjutan) senilai Rp 1,4 miliar. Lagi-lagi, CV. Dita Kontraktor muncul sebagai peserta di urutan ketiga, tetapi kembali absen saat tahap penawaran. Pemenang proyek ini adalah CV. YUDHA KARYA.

Jejak serupa ditemukan pada tender Jalan Ampera RT 6-7 Desa Tangkit, Sungai Gelam, senilai Rp 1,1 miliar. CV. Dita Kontraktor berada di urutan ke-16 dari total peserta, namun sekali lagi tidak ikut menawar. Tender ini dimenangkan oleh CV. DAVID DEWANTARA PUTRA.
Bahkan untuk proyek dengan nilai lebih kecil, seperti Pengaspalan Pelataran Pendopo Kantor Bupati senilai Rp 700 juta, pola yang sama berulang. CV. Dita Kontraktor tercatat sebagai peserta nomor urut 9 dan lagi-lagi memilih tidak mengajukan penawaran. Proyek ini jatuh ke tangan CV. MITRA PRIMA UTAMA.

Yang membuat kejanggalan ini semakin menarik, nama-nama perusahaan pemenang tender di atas (CV. PUTRI ICHA LESTARI, CV. YUDHA KARYA, CV. DAVID DEWANTARA PUTRA, dan CV. MITRA PRIMA UTAMA) adalah bagian dari 15 perusahaan yang sebelumnya serentak tak memasukkan penawaran dari proyek Preservasi Jalan Desa Tanjung Pauh yang akhirnya dimenangkan oleh CV. Dita Kontraktor.
Pola partisipasi pasif CV. Dita Kontraktor di sejumlah tender, ditambah fakta bahwa pemenang tender-tender tersebut adalah perusahaan yang 'memberi jalan' padanya di proyek Rp 6 miliar, memunculkan spekulasi dan pertanyaan besar.
Menanggapi fenomena ini, Direktur Lembaga Pengawasan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (LPI Tipikor) Jambi, Aidil Fitri, angkat bicara. Menurutnya, pola semacam ini secara alamiah akan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat.
"Prinsip utama dari sebuah lelang adalah terciptanya persaingan yang sehat untuk mendapatkan penawaran harga dan kualitas terbaik demi efisiensi anggaran negara," ujar Aidil saat dimintai pandangannya, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan, ketika sebuah pola menunjukkan adanya peserta yang aktif di satu tender namun pasif di tender lain dengan konfigurasi pemenang yang saling terkait, hal itu patut menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara lelang.
Aidil menyarankan agar pihak penyelenggara lelang proaktif memberikan klarifikasi untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
"Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap rupiah uang rakyat dibelanjakan melalui proses yang paling kompetitif dan transparan. Klarifikasi akan menjawab pertanyaan publik dan memperkuat akuntabilitas," tutupnya.
Di ruang digital, warganet turut berkomentar dan berharap adanya transparansi penuh dalam setiap proses lelang pemerintah. Banyak yang mengaitkannya dengan harapan akan kualitas pembangunan infrastruktur yang baik dan tahan lama.
"Semoga semua prosesnya berjalan sesuai aturan yang ada. Yang penting bagi kami sebagai masyarakat adalah jalan yang dibangun kualitasnya bagus dan awet, karena itu kan dibangun pakai uang pajak kita semua," tulis seorang pengguna di sebuah grup media sosial Jambi.
Komentar lain menyoroti pentingnya persaingan yang sehat agar menghasilkan pekerjaan yang maksimal.
"Kalau persaingannya ketat, kan kontraktor pasti berlomba-lomba memberikan yang terbaik. Harapannya proses lelang di mana pun, khususnya di Jambi, bisa berjalan fair dan terbuka, biar hasilnya juga maksimal untuk masyarakat," timpal warganet lainnya.(*)
Add new comment