Tiga Proyek Jumbo Sarolangun Rp 10,77 Miliar Dilelang, Publik Waspadai Pola Lama Tender

WIB
IST

Awal Agustus 2025 ini, Pemerintah Kabupaten Sarolangun resmi melelang tiga proyek konstruksi bernilai miliaran rupiah. Nilainya jumbo. Sumber dananya dari APBD 2025. Statusnya kini sedang dalam proses tender.

Di tengah mekanisme resmi yang diumumkan di LPSE, geliatnya sudah memantik sorotan. Mulai dari pelaku usaha hingga pemburu rente proyek.

1. Relokasi Puskesmas Sepintun (DAU)

  • Pagu: Rp 3.978.607.171,00
  • HPS: Rp 3.978.607.000,00
  • Satker: Dinas Kesehatan Sarolangun
  • Tahap: Evaluasi administrasi, kualifikasi, teknis, dan harga
  • Peserta: 24 perusahaan terdaftar, namun hanya 2 yang memasukkan penawaran:
    1. Ambung Bumi Konstruksi – Penawaran: Rp 3.587.672.489,28
    2. PT Nadi Konstruksi Group – Penawaran: Rp 3.959.136.356,55

Sejak diumumkan, paket ini jadi yang paling ramai diperbincangkan. Nilai kontraknya hampir Rp 4 miliar. Terlihat, hanya dua penawar yang benar-benar masuk. Ini membuka peluang spekulasi minimnya kompetisi atau adanya “pemain utama” yang sudah disiapkan sejak awal.

2. Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Lubuk Kepayang – Kasang Melintang (Lanjutan)

  • Pagu: Rp 3.579.918.600,00
  • HPS: Rp 3.579.918.000,00
  • Satker: Dinas PUPR Sarolangun
  • Tahap: Pengumuman pascakualifikasi

Proyek ini mengandalkan dana APBD 2025 untuk memperbaiki jalur strategis di Kecamatan Pauh. Nilainya di kisaran Rp 3,57 miliar. Meski masih tahap pengumuman pascakualifikasi, geliat di lapangan mulai terasa. Sejumlah kontraktor disebut sudah menyiapkan “paket kerja sama” untuk memastikan posisi aman saat evaluasi teknis dan harga.

3. Peningkatan Jalan Desa Lubuk Resam – Simpang Lintas Sumatera, Desa Panti (Cermin Nan Gedang)

  • Pagu: Rp 3.220.561.685,00
  • HPS: Rp 3.219.896.000,00
  • Satker: Dinas PUPR Sarolangun
  • Tahap: Pengumuman pascakualifikasi

Paket ini menyasar konektivitas desa ke jalur lintas provinsi. Nilainya Rp 3,22 miliar, sedikit lebih rendah dari dua paket lain, tapi memiliki nilai strategis tinggi untuk pergerakan logistik. Di lingkaran kontraktor, proyek ini dianggap “cukup manis” karena spesifikasi pekerjaan relatif familiar dan masa pengerjaan tidak terlalu panjang.

Dari tiga proyek ini, total nilai pagu tembus Rp 10,77 miliar. Format lelang yang digunakan adalah pascakualifikasi satu file, sistem gugur harga terendah, metode yang di atas kertas menjamin efisiensi, tapi di lapangan kerap menjadi celah bagi pengondisian pemenang.

Minimnya peserta yang mengajukan penawaran di tahap akhir, seperti di paket Puskesmas Sepintun, sering menjadi sinyal awal adanya pembatasan kompetisi. Sementara untuk dua proyek jalan, sejarah tender di Sarolangun menunjukkan kecenderungan pemenang sudah bisa ditebak bahkan sebelum proses evaluasi selesai.

Bagi masyarakat, tiga proyek ini seharusnya menjadi motor peningkatan layanan kesehatan dan infrastruktur dasar. Namun bagi kalangan pengusaha proyek, ini adalah “lowongan basah” yang sayang dilewatkan. Publik kini menunggu, apakah tender ini akan berlangsung fair atau justru kembali memunculkan pola lama, harga ditekan di atas kertas, kualitas ditekan di lapangan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network