Dulu, tiap kali hujan turun, jalan itu berubah jadi lintasan lumpur. Anak-anak sekolah terpeleset, truk sawit mogok, dan warga hanya bisa mengeluh. Tapi itu dulu.
Kini, dua ruas jalan utama di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, telah berubah wajah. Aspal berganti rigid beton. Debu berubah jadi suara tawa. Dan roda ekonomi pelan-pelan ikut bergerak.
"Sekarang alhamdulillah, mulus. Anak-anak ke sekolah jadi lancar, kami bawa sawit ke pabrik juga tidak khawatir mobil terperosok lagi," ucap seorang warga, Senin (22/7/2025), sambil mengangkat tangan dan mengacungkan jempol.
Peningkatan akses jalan ini adalah buah kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak perusahaan. Bukan hanya proyek fisik, ini juga proyek harapan. Karena melibatkan harapan warga yang selama bertahun-tahun hidup dalam isolasi akses.
Mobilisasi hasil kebun, terutama sawit, kini lebih efisien. Rantai distribusi lancar, ongkos berkurang, pendapatan bertambah. Satu ruas jalan, banyak pintu terbuka.
Warga berharap, kisah jalan Geragai ini bukan bab penutup. Masih banyak wilayah yang perlu disentuh beton. “Kami sangat berharap pembangunan ini bisa berkelanjutan, sampai ke Simpang Tiga Portal TSM,” ujar salah satu tokoh warga yang ditemui di lokasi proyek.
Proyek ini bukan soal beton dan semen. Ini adalah bukti, bahwa ketika pemerintah dan perusahaan duduk bersama, warga berdiri lebih tegak.
Camat Geragai menyebut pembangunan ini sebagai "amanah yang harus disyukuri". Bukan sekadar pembangunan fisik, tapi juga pendidikan sosial bagi masyarakat untuk memahami arti sinergi dan manfaat pembangunan.
"Setiap pembangunan itu untuk kesejahteraan. Tugas kita mulia: memberi pemahaman kepada masyarakat agar selalu bersyukur atas kemajuan yang ada," ujarnya.
Pembangunan dua ruas jalan ini diharapkan menjadi model percontohan. Bahwa infrastruktur bukan hanya soal APBD. Tapi juga soal kemauan bersama. Tentang komunikasi lintas sektor. Dan tentang mewujudkan harapan warga dari desa-desa yang jarang terdengar.
Sebuah jalan dibuka, bukan hanya untuk dilewati. Tapi untuk mengantar anak-anak ke sekolah, hasil sawit ke pabrik, dan yang paling penting: mengantar masa depan ke rumah warga.(*)
Add new comment