Harga kebutuhan pokok masyarakat kembali mengalami fluktuasi signifikan pada Sabtu pagi ini. Dua komoditas utama—cabai rawit merah dan bawang merah—terpantau mengalami penurunan harga yang cukup terasa di pasar tradisional dan eceran.
Data resmi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga cabai rawit merah kini berada di angka Rp59.391/kg, turun dari sebelumnya Rp60.655/kg. Sementara bawang merah turun lebih tajam, dari Rp44.824 menjadi Rp40.700/kg.
Penurunan ini membawa sedikit angin segar bagi ibu rumah tangga, pelaku UMKM, dan pedagang kuliner yang selama beberapa bulan terakhir dicekik harga bumbu dapur yang terus melonjak.
Namun tak semua kabar menyenangkan. Beberapa komoditas justru tercatat naik tipis, terutama beras premium yang kini berada di angka Rp16.241/kg, naik dari Rp15.796/kg. Kenaikan juga terjadi pada beras medium dan jagung untuk pakan ternak.
Untuk komoditas olahan dan kebutuhan dapur lainnya:
- Tepung terigu curah naik ke Rp10.000/kg
- Tepung kemasan justru turun ke Rp12.796/kg
- Gula konsumsi turun tipis jadi Rp18.375/kg
- Minyak goreng curah naik jadi Rp17.782/liter
- Minyakita turun ke Rp17.122/liter
Di sektor protein hewani, fluktuasi juga terjadi. Daging sapi murni turun dari Rp135.393 menjadi Rp129.045/kg, sementara daging ayam ras justru naik ke Rp35.383/kg.
Telur ayam ras mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp29.710/kg.
Sektor perikanan menunjukkan dinamika yang berbeda. Meski mengalami penurunan, harga ikan kembung dan tongkol masih terpantau tinggi:
- Ikan kembung: Turun ke Rp34.083/kg dari Rp40.643/kg
- Ikan tongkol: Turun ke Rp28.615/kg dari Rp33.564/kg
- Ikan bandeng: Naik ke Rp36.450/kg dari Rp34.017/kg
Sementara garam konsumsi turun ke Rp10.963/kg, sedikit meredakan tekanan di lini bumbu dapur rakyat.
Fluktuasi harga ini menandai kondisi pasar pangan yang masih labil, meski di atas kertas terkendali. Publik mulai menuntut pemerintah untuk memberikan prediksi jangka menengah, bukan sekadar update harian yang berubah-ubah tanpa strategi stabilisasi nyata.
“Turun hari ini, tapi naik minggu depan. Kita butuh kepastian, bukan kejutan,” ujar Ria, pedagang sayur di Pasar Palmerah.
Pemerintah perlu menindaklanjuti tren ini dengan evaluasi mendalam terhadap rantai pasok dan distribusi. Penurunan harga tentu menggembirakan, tapi tanpa kestabilan, rakyat tetap berjudi dengan dapurnya setiap hari.
Sementara itu, publik bisa berharap—semoga tren penurunan ini bertahan, bukan sekadar ilusi akhir bulan.(*)
Add new comment