Jambi – Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi kembali menegaskan komitmennya dalam menekan angka stunting di wilayahnya. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kota Jambi yang digelar di Aula Bappeda, Telanaipura, Kamis (19/6/2025).
Rakor dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, dan dihadiri jajaran Forkopimda, OPD terkait, camat-lurah, penyuluh KB, serta mitra strategis Pemkot. Hadir pula narasumber dari Bappeda Provinsi Jambi dan Dinkes Kota Jambi.
“Kami butuh data faktual dari lapangan, itu menjadi fondasi kita menyusun langkah strategis. Penurunan stunting tidak cukup dengan formalitas, tapi harus konkret,” ujar Diza dalam sambutannya.
Menurut Diza, tren stunting di Kota Jambi terus membaik. Dari 2021 hingga 2024, prevalensi stunting berhasil ditekan hingga 10,3 persen. Namun target belum berhenti di situ. Pemkot Jambi menargetkan penurunan lanjutan hingga menyentuh angka 8 persen pada tahun berjalan.
Diza menyebut, keberhasilan penanganan stunting tak bisa dilepaskan dari dua pendekatan utama: intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan (PMT), serta intervensi sensitif seperti peningkatan sanitasi dan air bersih.
“Penurunan stunting bukan cuma soal gizi. Tapi juga soal air bersih, sanitasi, edukasi keluarga, dan gotong royong. Kita butuh keterlibatan aktif semua pihak,” tambahnya.
Rakor TP3S juga memaparkan berbagai inisiatif yang telah berjalan. Salah satunya adalah program Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BBAAS), yang melibatkan pejabat dan masyarakat dalam memberikan bantuan langsung ke keluarga risiko stunting.
Plt Kadis DPPKB Kota Jambi, M. Jaelani, dalam laporannya menyebut bahwa hingga Mei 2025, telah disalurkan 562 paket PMT ke anak-anak stunting berdasarkan data EPPGBM.
“Kami juga melibatkan Polda Jambi melalui RS Bhayangkara yang memberikan PMT ke 25 balita. Sementara minilokakarya stunting di tingkat kecamatan sudah dilakukan 3 kali dari target 10 kali setahun,” jelas Jaelani.
Selain itu, kata dia, Kota Jambi tengah menyiapkan Bimtek Operator dan Verifikator Aksi Konvergensi, guna memperkuat akurasi data dan efektivitas program.
Rakor ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antar pemangku kepentingan. Pemkot menegaskan bahwa penurunan stunting bukan tugas satu dinas semata, tapi butuh kolaborasi lintas sektor.
“Yang kita bangun hari ini bukan hanya strategi, tapi solidaritas. Tidak mungkin stunting ditangani satu OPD saja. Ini kerja bersama,” tegas Diza.
Program penurunan stunting juga telah menjadi bagian dari RPJPD Kota Jambi 2025–2045 dan RPJMD 2025–2029. Pemkot menargetkan angka stunting dapat ditekan secara bertahap dan berkelanjutan.(*)
Add new comment