Produksi Ikan di Batang Hari Anjlok Akibat Banjir, Baru Capai 20 Persen dari Target

WIB
Ist

MUARA BULIAN — Produksi ikan budidaya di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, mengalami penurunan drastis menyusul bencana banjir yang terjadi pada awal tahun. Hingga pertengahan tahun ini, capaian produksi baru menyentuh angka 30 ribu ton, atau hanya sekitar 20 persen dari target produksi tahunan sebesar 80 ribu ton.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Perikanan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (PPP) Kabupaten Batanghari, Anfardiyus, saat ditemui di Muara Bulian, Senin (9/6/2025).

“Jumlah produksi saat ini masih sangat jauh dari target. Banyak kolam milik pembudidaya terdampak banjir, dan menyebabkan ikan-ikan siap panen seperti lele, nila, dan patin hanyut terbawa arus,” jelasnya.

Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Batanghari pada awal 2025 menyebabkan kerugian besar bagi para pembudidaya ikan air tawar. Banyak kolam tradisional yang terendam, dan ribuan ton ikan siap panen hilang terseret air bah.

“Sebagian besar petani harus memulai dari awal, menabur ulang benih ikan. Ini tentu mengganggu siklus produksi dan menimbulkan beban tambahan bagi pelaku usaha perikanan kecil,” tambah Anfardiyus.

Meski produksi ikan baru mencapai 30 ribu ton, Dinas PPP Batanghari tetap optimistis bisa mengejar kekurangan 50 ribu ton dalam sisa waktu tahun anggaran berjalan.

“Kami sedang menggenjot bantuan teknis, pemantauan bibit ulang, serta mempercepat siklus panen lanjutan. Mudah-mudahan hingga akhir Desember nanti, target produksi bisa tercapai meski dengan segala keterbatasan,” ujarnya.

Sebagai salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Batanghari, sektor budidaya ikan air tawar selama ini menjadi tumpuan ekonomi masyarakat di kawasan pesisir sungai. Pemerintah daerah telah mengalokasikan sejumlah bantuan permodalan dan pelatihan teknis untuk mendukung kebangkitan sektor ini pasca-bencana.

Namun, dibutuhkan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan sektor swasta untuk mempercepat pemulihan serta mitigasi risiko ke depan agar kejadian serupa tidak terus berulang.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network