Terjebak Michat, Dikeroyok di Hotel: Terungkap Sindikat Pemerasan Remaja di Jambi

WIB
IST

JAMBI – Suasana kamar hotel yang seharusnya tenang di kawasan Pasar Jambi berubah jadi mimpi buruk bagi MAN (22), seorang pria muda yang menjadi korban jebakan sadis via aplikasi Michat.

Awalnya ia hanya mengira sedang menggunakan layanan biasa dari aplikasi tersebut. Namun, pada Sabtu pagi (19/4/2025), begitu pintu kamar tertutup, sebuah skenario kekerasan pun dimulai.

Wanita yang baru saja ia temui langsung berteriak histeris, dan seketika itu juga, dua pria muda masuk mendobrak dan melakukan pengeroyokan brutal. Pukulan dan cekikan membuat korban kesulitan bernapas. Wajahnya lebam, dan rasa trauma tak kalah dalamnya.

Keterangan dari pihak Polsek Pasar mengungkap bahwa komplotan ini bukan pelaku baru. Mereka sudah enam kali menjebak korban dengan modus serupa. Perempuan dipakai sebagai umpan, lalu korban disergap, dipukuli, dan diperas. Lokasinya pun konsisten—kamar hotel di seputaran Jambi.

Pada Jumat (16/5/2025), setelah melakukan penyelidikan intensif berdasarkan laporan korban, Tim Macan Polsek Pasar di bawah pimpinan Kanit Reskrim Ipda Kgs. M. Ali berhasil menangkap empat orang pelaku di sebuah hotel kawasan Jelutung.

Empat orang pelaku yang diamankan terdiri dari dua pria dan dua wanita, yakni:

  • AR (18) – diduga eksekutor
  • JA (18) – rekan eksekusi
  • SW (18) – pemeran wanita umpan
  • AR (17) – pemeran wanita pendamping

Para pelaku masih berusia remaja, namun memiliki metode terorganisir dalam menjebak korban. Mereka memanfaatkan aplikasi Michat untuk menjaring target yang lengah dan haus sensasi instan.

Kapolsek Pasar AKP Marwi, melalui Kasi Humas Polresta Jambi Ipda Deddy, menyatakan pihaknya masih mendalami kemungkinan ada korban lain.

“Kami mengimbau warga Jambi yang pernah menjadi korban pemerasan melalui aplikasi Michat untuk melapor,” ujar Ipda Deddy.

Kasus ini menambah daftar panjang kejahatan berbasis aplikasi sosial di Indonesia, di mana generasi muda kini bukan hanya korban, tapi juga menjadi pelaku.

Marfusita Hamburgiwati, perwakilan dari sektor swasta yang hadir dalam forum diskusi pengungkapan kasus ini, menyebut peristiwa ini harus jadi alarm sosial:

"Kita sedang menghadapi darurat etika digital. Remaja jadi predator, aplikasi jadi senjata. Jangan anggap enteng.”

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network