Di balik lebatnya pepohonan di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, ada secercah harapan baru bagi anak-anak Suku Anak Dalam (SAD). Harapan itu datang dari sosok Bripda Nia Kurnia, Banit Binmas Polsek Bajubang, yang secara rutin turun tangan mengajarkan huruf dan angka kepada anak-anak komunitas adat terpencil itu.
Sabtu (14/6) siang, Bripda Nia kembali menyambangi lokasi belajar di RT 11 Johor Baru. Ia membawa papan tulis portabel dan spidol warna-warni. Proses belajar berlangsung sederhana, beralaskan tikar, namun penuh semangat. Senyum dan tawa anak-anak mewarnai sesi belajar di bawah rimbunnya pepohonan.
Salah satu momen paling mengharukan terjadi saat beberapa anak untuk pertama kalinya berhasil menulis nama mereka sendiri.
“Hari ini saya diajari huruf A, I, N… bisa tulis nama sendiri,” kata Inah (7), anak SAD yang tampak malu-malu namun bahagia.
Bripda Nia menyebut kehadirannya bukan sekadar sebagai guru dadakan. Lebih dari itu, ia ingin menyampaikan pesan bahwa semua anak, tak peduli di mana mereka lahir, punya hak yang sama untuk belajar dan bermimpi.
“Saya tidak datang untuk sekadar mengajar, tapi membuka pintu harapan. Bahwa mereka juga punya hak untuk belajar, bermimpi, dan punya masa depan,” ujarnya.
Program literasi ini merupakan bagian dari pembinaan komunitas adat terpencil yang diinisiasi oleh Polsek Bajubang. Kapolsek Bajubang, IPTU Al Zoeby Erbakan, mengatakan bahwa polisi bukan cuma penegak hukum, tapi juga penggerak perubahan sosial di masyarakat.
“Kami berkomitmen hadir di tengah masyarakat, siapa pun mereka. Pendidikan adalah investasi terbaik, dan Polri akan terus mendorong terciptanya akses belajar untuk seluruh warga, termasuk komunitas adat,” ujar IPTU Zoeby.
Kegiatan belajar selesai sekitar pukul 13.00 WIB. Ke depan, Polsek Bajubang akan menggandeng pemerintah desa dan dinas pendidikan agar program ini bisa berlanjut dan menjangkau lebih banyak anak-anak SAD. (*)
Add new comment