Formasi PPPK Tanjabtim Belum Terisi Penuh, Ratusan Honorer Jalani Seleksi Ulang

WIB
Ist

MUARASABAK – Di balik dinding-dinding ruang ujian yang hening, ratusan wajah penuh harap tampak serius menatap layar komputer. Tanggal 14 hingga 15 Mei 2025 menjadi hari yang menentukan bagi 931 tenaga honorer di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, yang mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) gelombang II.

Mereka bukan orang baru. Sebagian besar peserta adalah tenaga pengabdi lama, yang telah bertahun-tahun menjalani tugas sebagai guru honorer, tenaga kesehatan, hingga tenaga teknis di berbagai instansi pemerintah. Ada yang sudah mengabdi lebih dari 15 tahun tanpa status kepegawaian yang pasti.

Seleksi kali ini bukan hanya tentang lulus atau tidak. Tapi soal pengakuan, kejelasan status, dan penghargaan atas dedikasi mereka yang selama ini berada di pinggiran struktur birokrasi.

“Kami berharap ini jadi langkah ke arah perubahan nasib. Selama ini kami bekerja sepenuh hati meskipun tanpa jaminan apa-apa,” ujar Indrawati (41), salah satu peserta ujian dari formasi guru.

Kepala BKPSDMD Tanjabtim, Angga Harisumartha, menyebutkan bahwa komposisi peserta terdiri dari:

  • 785 orang tenaga teknis,
  • 99 orang tenaga guru,
  • dan 57 orang tenaga kesehatan.

“Total 931 orang mengikuti ujian SKB. Pelaksanaannya berjalan lancar dan tertib. Ini bukti bahwa pemerintah daerah serius menindaklanjuti tahapan seleksi PPPK secara objektif,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Ujian dilaksanakan selama dua hari, dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) di pusat-pusat pelaksanaan yang telah disiapkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) regional. Para peserta diuji kemampuan teknis, manajerial, serta sosial kultural sesuai dengan bidang formasi yang dipilih.

Namun sayangnya, masih terdapat formasi yang belum terisi optimal sejak seleksi PPPK gelombang I tahun lalu. Angga mengungkapkan bahwa untuk tahun ini:

  • Masih ada 11 formasi guru yang belum terisi.
  • Juga terdapat 8 formasi tenaga kesehatan yang kosong.
  • Sementara tenaga teknis seluruhnya sudah terisi secara penuh.

“Untuk formasi teknis memang sudah terpenuhi, tapi tetap ada peserta yang ikut di gelombang II karena beberapa alasan administratif dan teknis. Kami masih menunggu juknis resmi dari BKN untuk menindaklanjuti hal ini,” jelas Angga.

Upaya seleksi ini merupakan lanjutan dari komitmen pemerintah untuk merespons keresahan jutaan tenaga honorer di seluruh Indonesia. Mereka yang telah lama bekerja dengan honor rendah, sering kali tanpa tunjangan, kini melihat PPPK sebagai satu-satunya jalan menuju status yang lebih pasti dan sejahtera.

“Harapannya tentu bisa diangkat penuh sebagai PPPK. Kami ingin pengabdian ini dihargai, bukan sekadar angka di daftar honor,” ujar Slamet, tenaga teknis berusia 53 tahun yang telah bekerja sejak 2004.

Meski demikian, tantangan ke depan tetap ada. Sejumlah peserta masih menghadapi kendala teknis seperti kesenjangan informasi, belum optimalnya bimbingan belajar dari instansi, hingga ketatnya persaingan antartenaga honorer.

Setelah proses ujian berakhir, hasil seleksi akan dikirim ke Badan Kepegawaian Negara untuk diverifikasi dan diumumkan sesuai prosedur. Pemerintah daerah berharap proses ini selesai tepat waktu agar peserta dapat segera mengetahui nasib mereka.

“Kami tegaskan proses ini akan berjalan secara transparan, objektif, dan berdasarkan sistem merit,” ujar Angga.

Sementara itu, Pemkab Tanjabtim menyatakan siap membuka kembali formasi-formasi kosong pada seleksi berikutnya, sebagai bentuk upaya mengakomodasi semua tenaga honorer yang memenuhi syarat.(*)


Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network